Sabtu, 06 Oktober 2012

PERINEUM

luka perineum

Luka Perineum
Pengertian
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arcus pubis lebih kecil daripada biasanya sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang dan biasanya, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkum frensia suboksipito-bregmatika.
Perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam beberapa tingkat yaitu :
• Tingkat I
Pada tingkat I ini perlukaan perineum hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit perineum.
• Tingkat II
Pada tingkat II perlukaan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum dengan melukai fasia serta otot-otot diafragma urogenital.
• Tingkat III
Pada tingkat III perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam yang menyebabkan muskulus spingter ani ekternum terputus di depan.
Pada umumnya perlukaan perineum terjadi pada tempat dimana muka janin menghadap robekan perineum dapat mengakibatkan pula robekan jaringan pararektal, sehingga rekturm terlepas dari rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Diagnosis ruptura perineum ditegakkan dengan pemeriksaan langsung. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul perdarahan yang bersifat arterial atau yang merembes. Dengan dua jari tangan kiri luka dibuka, bekuan darah diangkat, lalu luka dijahit secara rapi.
Pada perlukaan tingkat I, bila hanay ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan. Pada perlukaan tingkat II, hendaknya luka dijahit kembali secara cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan kargut kromik No. 0 atau 00, dengan mencegah terjadinya ruang mati. Adanya ruang mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darah beku dan terjadinya radang. Lapisan kulit dapat dijahit dengan benang katgut atau sutera secara simpul, jahitan hendaknya jangan terlalu ketat, sebab beberapa jam kemudian di tempat perlukaan akan timbul edema.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah robekan perineum antara lain:
• Aplikasi handuk hangat pada perineum
• Fasilitas fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan regangan mendadak
• Mengarahkan kepala agar perineum dilalui oleh diameter terkecil saat ekspulsi
• Menahan perineum dengan regangan telunjuk dan ibu jari.
http://belajarilmukebidanan.blogspot.com/2009/10/luka-perineum.html
PERAWATAN LUKA PERINEUM
A. Pengertian Perawatan Luka Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai sehat (Aziz, 2004). Perinium adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (danis .2000). Post partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu belum hamil.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk meyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti waktu sebelum hamil.
B. Tujuan Perawatan Luka Perinium
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus
2. Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum)
3. Untuk kebersihan perineum dan Vulva
Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
C. BENTUK LUKA PERINIUM
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
1. Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
D. WAKTU PERAWATAN LUKA PERINIUM
• Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut. Setelah terbuka maka akan kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut.
• Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perinium untuk itu diperlukan pembersihan perinium.
• Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, dilakukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perinium.
E. FAKOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN LUKA PERINEUM
• Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perinium karena jaringan sangat membutuhkan protein.
• Obat-obatan
1. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon inflamasi normal
2. Antikoagulan : Dapat meyebabkan Hemoragi
3. Antibiotik Spektrum luas/spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kotaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka tertutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
•Luka Perineum
Pengertian
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.
Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arcus pubis lebih kecil daripada biasanya sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang dan biasanya, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkum frensia suboksipito-bregmatika.
Perlukaan pada perineum dapat dibagi dalam beberapa tingkat yaitu :
• Tingkat I
Pada tingkat I ini perlukaan perineum hanya terbatas pada mukosa vagina atau kulit perineum.
• Tingkat II
Pada tingkat II perlukaan yang lebih dalam dan luas ke vagina dan perineum dengan melukai fasia serta otot-otot diafragma urogenital.
• Tingkat III
Pada tingkat III perlukaan yang lebih luas dan lebih dalam yang menyebabkan muskulus spingter ani ekternum terputus di depan.
Pada umumnya perlukaan perineum terjadi pada tempat dimana muka janin menghadap robekan perineum dapat mengakibatkan pula robekan jaringan pararektal, sehingga rekturm terlepas dari rektum terlepas dari jaringan sekitarnya. Diagnosis ruptura perineum ditegakkan dengan pemeriksaan langsung. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul perdarahan yang bersifat arterial atau yang merembes. Dengan dua jari tangan kiri luka dibuka, bekuan darah diangkat, lalu luka dijahit secara rapi.
Pada perlukaan tingkat I, bila hanay ada luka lecet, tidak diperlukan penjahitan. Pada perlukaan tingkat II, hendaknya luka dijahit kembali secara cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan kargut kromik No. 0 atau 00, dengan mencegah terjadinya ruang mati. Adanya ruang mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darah beku dan terjadinya radang. Lapisan kulit dapat dijahit dengan benang katgut atau sutera secara simpul, jahitan hendaknya jangan terlalu ketat, sebab beberapa jam kemudian di tempat perlukaan akan timbul edema.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah robekan perineum antara lain:
• Aplikasi handuk hangat pada perineum
• Fasilitas fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan regangan mendadak
• Mengarahkan kepala agar perineum dilalui oleh diameter terkecil saat ekspulsi
• Menahan perineum dengan regangan telunjuk dan ibu jari.
http://belajarilmukebidanan.blogspot.com/2009/10/luka-perineum.html
PERAWATAN LUKA PERINEUM
A. Pengertian Perawatan Luka Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai sehat (Aziz, 2004). Perinium adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (danis .2000). Post partum adalah selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu belum hamil.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk meyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti waktu sebelum hamil.
B. Tujuan Perawatan Luka Perinium
1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus
2. Untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum)
3. Untuk kebersihan perineum dan Vulva
Untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
C. BENTUK LUKA PERINIUM
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
1. Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
D. WAKTU PERAWATAN LUKA PERINIUM
• Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut. Setelah terbuka maka akan kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut.
• Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perinium untuk itu diperlukan pembersihan perinium.
• Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, dilakukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perinium.
E. FAKOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN LUKA PERINEUM
• Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada perinium karena jaringan sangat membutuhkan protein.
• Obat-obatan
1. Steroid : Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon inflamasi normal
2. Antikoagulan : Dapat meyebabkan Hemoragi
3. Antibiotik Spektrum luas/spesifik : Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kotaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka tertutup, tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
• Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetic yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat. Sehingga menyebakan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipis protein-Kalori.
• Sarana Prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan itu dalam menyediakan antiseptic.
• Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perinium misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.
F. Cara Perawatan Luka Perineu
1. Mengisi botol plastic yang dimiliki dengan air hangat
2. Mencuci tangannya
3. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan kebawah mengarah ke rectum dan letakan pembalut tersebut kedalam kantung plastic
4. Berkemih dan BAB ke toilet
5. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
6. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang
7. Pasang pembalut dari depan ke belakang
8. Cuci kembali tangan
Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetic yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat. Sehingga menyebakan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipis protein-Kalori.
• Sarana Prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan itu dalam menyediakan antiseptic.
• Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perinium misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka.
F. Cara Perawatan Luka Perineu
1. Mengisi botol plastic yang dimiliki dengan air hangat
2. Mencuci tangannya
3. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan kebawah mengarah ke rectum dan letakan pembalut tersebut kedalam kantung plastic
4. Berkemih dan BAB ke toilet
5. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
6. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang
7. Pasang pembalut dari depan ke belakang
8. Cuci kembali tangan